Review Bab 5, Bab 6, Bab 7 dan Bab 8
Author : Sugiarti // : TUGAS Manajemen Proyek & Resiko
Kelas : 2KB03
NPM : 26110715
Tugas Manajemen Proyek & Resiko minggu ke-5, ke-6,
ke-7, & ke-8 :
·
PROJECT SCOPE MANAJEMENT
Salah satu dari yang terpenting dan yang memiliki banyak
aspek sulit dari manajemen proyek, adalah mendenifisikan ruang lingkup (scope)
suatu proyek. Scope dapat juga diartikan sebagai semua pekerjaan yang
dikembangkan dalam menghasilkan produk dari proyek dan proses yang digunakan
untuk menbentuk kedemuanya (Schwalbe, 2006).
Project Scope Management termasuk suatu proses yang dikembangakn untuk mendefinisikan dan mengontrol apa yang termasuk atau tidak yang termasuk dalam suatu proyek. Hal tersebut untuk memastikan tim proyek dan stakeholders memiliki perngertian yang sama mengenai produk apa yang dihasilkan dari proyek dan proses apa saja yang akan digunakan oleh tim proyek untuk menghasilkan produk tersebut, ada lima proses utama yang dikembangkan dalam project scope manajement yaitu :
1. Scope Planning
Scope
Planning menjelaskan bagaimana suatu scope didefinisikan, diuji, dan diawasi
serta bagaimana Work Breakdown Structure (WBS) akan dibuat. Scope Planning
merupakan langkah awal dari scope manajement plan. Ukuran proyek,kompleksitas, kepentingan,
dan faktor – faktor lain akan mempengaruhi seberapa banyak usaha yang
dihabiskan pada scope planning.
Hasil utama dari scope planning adalah suatu scope management plan yang mempersiapkan suatu dokumen yang berisi deskripsi bagaimana tim akan mempersiapkan project scope statement, membuat WBS, memastikan penyelesaian dari proyek yang dikerjakan dan mengontrol perubahan pada scope proyek.
Hasil utama dari scope planning adalah suatu scope management plan yang mempersiapkan suatu dokumen yang berisi deskripsi bagaimana tim akan mempersiapkan project scope statement, membuat WBS, memastikan penyelesaian dari proyek yang dikerjakan dan mengontrol perubahan pada scope proyek.
2. Scope Definition
Langkah
selanjutnya adalah menentukan lebih lanjut pekerjaan yang dibutuhkan untuk proyek.
Scope definition yang bagus sangat penting untuk kesuksesan proyek karena
sangat membantu meningkatkan akurasi dari waktu, biaya, dan sumber yang
digunakan, serta menegaskan suatu baseline untuk memastikan kemampuan dan
mengontrol proyek dan juga membantu dalam memperjelaskan komunikasi dalam
tanggung jawab kerja. Hasil utama dari scope definition adalah project scope
statement.
3. Create WBS
3. Create WBS
Setelah
menyelesaikan proses scope palnning dan definition, langkah selanjutnya dalam
project management adalah membuat suatu work breakdown structure (WBS). WBS
adalah pengelompokan pekerjaan sulit dalam suatu proyek yang menentukan total
scope dari proyek. Karena banyak proyek melibatkan banyak orang dan banyak
perbedaan, ini sangat penting untuk menyusun dan memutuskan pekerjaan kedalam
bagian logika dan didasari pada bagaimana pekerjaan akan dapat ditingkatkan.
WBS merupakan dokumen pondasi pada project manajement karena menyediakan dasar
untuk perencanaan dan pengaturan jadwal proyek, biaya, sumber, dan perubahan.
WBS sering digambarkan sebagai suatu task-oriental family tree dari aktivitas, sama dengan suatu bagan organisasi, suatu tim proyek sering menyusun WBS untuk produk proyek, fase proyek, atau menggunakan project management process group. Banyak orang suka membuat WBS dalam bagan untuk membantu membayangkan proyek dan semua bagian utama dari proyek tersebut.
4. Scope Vertifications
Melibatkan
persetujuan formal dari project scope yang diselesaikan oleh stakeholders.
Persetujaun ini sering dicapai dengan melakukan penyelidikan pada pelangaran.
Untuk menerima persetujuan formal dari project scope, tim proyek harus membuat
dokumentasi yang jelas dari produk proyek dan prosedur untuk menevaluasi jika
proyek sudah diselesaikan dengan benar dan menimbulkan kepuasan. Untuk
mengurangi perubahan scope, sangat perlu dilakukan pekerjaan yang dapat
memastikan project scope.
5. Scope Control
5. Scope Control
Scope
Contro melibatkan peraturan perubahan untuk project scope. Pengguna sering
tidak yakin bagaimana mengingkan tampilan untuk dilihat atau fungsi apa yang
dibutuhkan untuk meningkatkan performa bisnisnya. Pengembang tidak yakin
bagaimana mengartikan user requirement, dan mereka juga memilki keterkaitan
dengan teknologi yang terus berubah.
Tujuan dari scope control adalah mempengaruhi factor yang menyebabkan perubahan scope, menyakinkan perubahan yang diproses berdasarkan pada prosedur yang dikembangkan sebagai bagian dari mengintegrasikan perubahan control, dan mengatur perubahan ketika perubahan ini terjadi. Scope control termasuk mengidentifikasikan, mengevaluasi, dan mengimplementasikan perubahan dari project scope sebagai progress dari proyek.
·
PROJECT
TIME MANAGEMENT
Mengatur
waktu dalam penyelesaian project, termasuk di dalamnya waktu-waktu yang akan
hilang dalam pengerjaan project.
activity definition
mendefinisikan
aktifitas project kedalam jadwal pengerjaan project. Berdasarkan kebutuhan di
setiap fase projectnya .jadi dalam proses ini kita harus lebih mendetailkan
lagi aktifitas-aktifitas apa yang di butuhkan dalam perancangan pengerjaan
project . terdapat beberapa fase tahapan pembagian tugas, nah di setiap
fase itulah yang harus di perjelas tentang apa saja aktifitas yang harus di
lakukan, agar dalam aktifitas pengerjaan proyek ini berjalan dengan efisien
.
2.
Activity sequencing
Menyusun
urutan aktivitas pekerjaan dan mendokumentasikannya.Setiap aktifitas harus di
menaj sebaik mungkin, dan jangan lupa mendokumentasikannya karena dokumentasi
sangat penting dalam pembuatan sebuah project
3.
Activity resource estaming
Menghitung
setiap tipe sumber daya yang dibutuhkan.Jadi kita harus dapat menganalisis
sumber daya apa yang di butuhkan untuk membangaun project agar sesuai dengan
yang di inginkan
4.
activity duration estaming
menghitung
waktu yang diperlukan untuk mentelesaikan setiap pekerjaan project yang harus
di selesaikan setiap waktu. Harus di lakukan agar supaya waktu pengerjaan
sesuai dengan perjanjian waktu project
5.
schedule development
menganalisis
urutan aktuvitas, waktu,kebutuhan sumber saya dengan jadwal pekerjaan project
yang dudah di tetapkan.
6.
schedule control
mengontrol
setiap pengubah jadwal project. Harus bertindak cepat dengan menyesuaikan
jadwal-jadwal lainya agar tidak terjadi lost time.
·
PROJECT COST MANAJEMENT
Biaya
adalah sumber daya yang dikorbankan atau yang tidak dapat dihindari, untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Atau dapat juga diartikan sesuatu yang nantinya
akan ditukarkan (dengan keuntungan tertentu). Biaya biasanya diukur dalam
satuan moneter, seperti dolar. Manajemen Biaya proyek mencakup proses-proses
yang diperlukan untuk memastikan bahwa proyek ini selesai dalam anggaran yang
disetujui.
Proses-proses
dalam MBP meliputi:
- Estimasi biaya: Mengembangkan perkiraan atau estimasi biaya sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah proyek.
- Penganggaran (Budgeting) Biaya: alokasi estimasi biaya keseluruhan untuk item pekerjaan individu untuk menetapkan data dasar untuk mengukur kinerja.
- Pengendalian Biaya: Pengendalian perubahan anggaran proyek.
Alat
dan teknik dasar untuk perkiraan biaya:
- Analog atau perkiraan top-down: menggunakan biaya yang sebenarnya dari sebuah proyek, sebelumnya sama sebagai dasar untuk memperkirakan biaya proyek ini.
- perkiraan Bottom-up: Melibatkan memperkirakan item pekerjaan individu atau kegiatan dan menjumlahkan mereka untuk mendapatkan total proyek.
- Pemodelan parametrik: karakteristik proyek Menggunakan (parameter) dalam model matematis untuk memperkirakan biaya proyek.
- alat bantu Komputerisasi, seperti spreadsheet dan perangkat lunak manajemen proyek, yang dapat memudahkan perkiraan biaya dan alat yang berbeda estimasi.
·
PROJECT QUALITY MANAJEMENT
Pengertian
Mutu ( Kualitas )
Mutu (kualitas) dalam kerangka ISO 9000 didefinisikan sebagai “ciri dan karakter menyeluruh dari suatu produk atau jasa yang mempengaruhi kemampuan produk tersebut untuk memuaskan kebutuhan tertentu”. Hal ini berarti bahwa kita harus dapat mengidentifikasikan ciri dan karkter produk yang berhubungan dengan mutu dan kemudian membuat suatu dasar tolok ukur dan cara pengendaliannya.
Definisi
ini jelas menekankan pada kepuasan pelanggan atau pemakai produk. Dalam suatu
proyek gedung, pelanggan dapat berarti pemberi tugas, penyewa gedung atau
masyarakat pemakai. Misalnya dari segi disain, kepuasan dapat diukur dari segi
estetika, pemenuhan fungsi, keawetan bahan, keamanan, dan ketepatan waktu.
Sedangkan dari segi pelaksanaan, ukurannya adalah pada kerapihan penyelesaian,
integritas (sesuai gambar dan spesifikasi) pelaksanaan, tepatnya waktu penyerahan
dan biaya, serta bebas cacat.
Dengan
kata lain manajemen Mutu adalah aspek-aspek dari fungsi manajemen keseluruhan
yang menetapkan dan menjalankan kebijakan mutu suatu perusahaan/organisasi.
Dalam rangka mencukupkan kebutuhan pelanggan dan ketepatan waktu dengan
anggaran yang hemat dan ekonomis, seorang manager proyek harus memasukkan dan
mengadakan pelatihan management kualitas. Hal hal yang menyangkut kualitas yang
di maksud diatas adalah :
- Produk / pelayanan / proses pelaksanaan.
- Proses management proyek itu sendiri.
Didalam
tuntutan zaman , dan dalam era persaingan bebas, kita harus banyak belajar
tentang hal hal yang menyangkut proses manajemen dalam lingkungan kerja,
terutama tentang pentingnya sistem dan realisasinya dalam proyek di lapangan.
Management
kualitas Proyek
Pada
bagian ini di fokuskan pada proses dari management proyek. Ada 2 model atau
teknik yang telah sukses di gabungkan dan di terapkan dalam pelatihan di
konsultan konsultan konstruksi dalam meningkatkan kinerja proses dari
management proyek, antara lain : Continuous Quality Model dan Process Quality
Management Model.
Continuous
Quality Management
Merupakan
cara yang digunakan sebuah perusahaan yang mana dapat digunakan untuk
meningkatkan proses bisnis mereka. Ini merupakan cara hidup dari semua
organisasi yang ingin mencapai posisi yang kompetitif dalam arus industrisasi
yang cepat.
Process
Management Model
Model
atau cara ini digunakan menghubungkan faktor kesuksesan yang kritis pada proses
bisnis . Ini membangun dasar pondasi yang mana Continous Quality Management
Model meneruskan mengadakan suatau analisis yang terhadap langkah langkah dan
proses dalam meningkatkan dan memanfaatkan kesempatan yang ada.
Penggunaan
kualitas dalam proyek konstruksi
Management
kualitas yang terpadu merupakan pendekatan yang umum di gunakan untuk
mendapatkan suatu kualitas yang diinginkan. Dan kualitas suatu proyek adalah
masalah yang khusus yang mana wajib memerlukan penafsiran yang khusus pula.
Ada
6 (enam) lingkup dari pekerjaan proyek yang mana kualitas harus diuji dan
diperiksa yaitu :
- Kualitas dari penerangan dan keputusan dari klien
- Kualitas dari proses disain
- Kualitas Material dan komponen
- Kualitas dari kumpulan proyek
- Kualitas dari kegiatan management proyek
Management
proyek sebagai rata rata dari peningkatan kualitas proyek
Syarat
Penggunaan dalam Quality Management
Ada
beberapa bagian yang mana digunakan dalam management kualitas. Dalam konteks
konstruksi beberapa akan di jelaskan.
1.
Inspeksi
Inspeksi
merupakan alat untuk mengukur kegiatan proses konstruksi untuk memeriksa apakah
standard spesifikasi udah di capai.
2.
Quality control
Pengendalian
Mutu (Quality Control) adalah teknik dan aktivitas operasi yang digunakan agar
mutu tertentu yang dikehendaki dapat dicapai. Aktivitasnya mencakup monitoring,
mengeliminir problem yang diketahui, mengurangi penyimpangan/perubahan yang
tidak perlu serta usaha-usaha untuk mencapai efektivitas ekonomi.
Mutu
(kualitas) dalam kerangka ISO-9000 didefinisikan sebagai “ciri dan karakter
menyeluruh dari suatu produk atau jasa yang mempengaruhi kemampuan produk
tersebut untuk memuaskan kebutuhan tertentu”. Hal ini berarti bahwa kita harus
dapat mengidentifikasikan ciri dan karakter produk yang berhubungan dengan mutu
dan kemudian membuat suatu dasar tolok ukur dan cara pengendaliannya.
Quality
Assurance
Pemastian
Mutu (Quality Assurance) adalah seluruh tindakan yang sistematis dan terencana
yang diperlukan agar terjadi kepastian dan kepercayaan terhadap mutu
produk/jasa yang diberikan. Aktivitasnya mencakup kegiatan proses, baik
internal maupun eksternal termasuk merumuskan kebutuhan pelanggan. Maksud dari
Quality assurance ini adalah mengidentifikasi kemajuan dari kualitas. Quality
assurance mengevaluasi cost dari proyek secara keseluruhan secara teratur untuk
menetapkan anggaran yang keluar relevan dan sesuai dengan standard kualitas.
Total
Quality Management (management kualitas terpadu )
Pada
tahun-tahun sekarang sangat sangat penting meningkatkan kualitas dari sebuah
produk yang di hasilkan . Tekanan ini banyak datang dari perusahaan -perusahaan
besar internasional seperti perusahaan mobil dan computer. Persaingan antar
perusahaan tersebut lebih memaksa mereka untuk lebih lagi meningkatkan kualitas
produk yang di hasilkan, agar mendapat kepercayaan dari pasar..
5
( lima ) pilar dalam Total quality management
Semua
sistem manajemen yang menjunjung tinggi kemanusiaan di perlukan untuk
menyatukan prinsip prinsip Total quality management ke dalam setiap aspek
organisasi. Bill Creech, salah seorang dari Tim manajemen impian tahun 90-an di
Amerika, telah lama menggunakan lima pilar sebagai suatu cara untuk memberikan
gambaran akan perlunya dasar yang luas bagi TQM . Menurut Bill Creech ,Produk
adalah titik pusat untuk tujuan dan pencapaian organisasi. Mutu dalam produk
tidak mungkin ada tanpa mutu di dalam proses. Mutu di dalam proses tidak
mungkin ada tanpa organisasi yang tepat. Organisasi yang tepat tidak ada
artinya tanpa pemimpin yang memadai. Komitmen yang kuat dari bawah ke atas
merupakan pilar pendukung bagi semua yang lain. setiap pilar tergantung pada
pilar yang lainnya , dan kalau salah satu lemah sendirinya yang lain akan
lemah.
Penerapan
TQM dalam Organisasi
Didalam
5 pilar manajemen kualitas terpadu , organisasi merupakan pilar di tengah. Cara
kita berorganisasi jelas mempengaruhi semua unsur dan kegiatan yang lain.
Organisasi adalah kerangka kerja yang diandalkan oleh seluruh sistem manajemen
untuk mendapatkan hasil kerja yang efisien. Untuk alasan tersebut organisasi
lebih dari sesuatu dalam menentukan kesehatan dan vitalitas keseluruhan dari
sistem. Pengalaman menunjukan bahwa beberapa struktur organisasi hanya cocok
untuk sistem sentralisasi,
sedangkan
yang lain hanya cocok untuk sistem desentralisasi. Penetapan sentralisme pada
input dan ketergantungan pada peraturan yang berlebihan menekan semangat
manusia . Perlakuan yang kasar terhadap factor sistem manusia memuat orang
merasa terasing dan juga bisa memadamkan motivasi kita. Sebaliknya struktur
desentralisasi mempermudah pemimpin dan membebaskan kreatifitas. Sebenarnya.
Pertanyaaan kuncinya adalah organisasi mengembangkan atau meredam semangat
manusia. Oleh karena itu bagaimana kita memilih organisasi yang dapat
melambungkan dan organisasi yang dapat memjatuhkan kita. Berkenaan dengan hal itu
, memikirkan struktur sebuah organisasidalam arti vertical merupakan hal yang
tradisional. Seertisebuah pyramid dengan sebuah puncak, suatu
dasar,
dengan berlapis lapis manajemen diantaranya. Tetapi ini dapat juga di pikirkan
sebagai sebuah segitiga , yang terletak pada sebuah sisinya, ada bagian depan
dan belakang. Semakin tinggi rasio gigi ke ekor dari organisasi itu. Tak perlu
di pertanyakan lagi, semakin sengitnya persaingan dalam era globaliasi, semakin
banyak gigi yang diperlukan. Karyawan di bagian depan, di ujung tombak yang
langsung berhadapan dengan pelanggan dan pesaing.
Kebanyakan
dalam bisnis Amerika menyebut karyawan sebagai Frontline
(garis
depan), tetapi itu hanya berupa pemikiran depan ke belakang. Dalam analisis
akhir, peran dimenangkan dengan apa yang terjadi di depan .Hasil akhir dari
persaingan ekonomi antar organisasi dan antar negara ditentukan dengan cara
yang tepat sama. Hasil akhirnya tergantung pada pelaksana ujung tombak. Oleh
karena itu pemikiran konseptual mengenai organisasi harus dimulai dari bawah
(di bagian depan) dan di lanjutkan dari situ, dengan focus yang semakin
terpusat pada cara membuat struktur tebaik bagi organisasi dan mengatur agar
baggian garis depan menjadi kompeten, kreatif, dan memberikan komitmennya
sebagai prasyarat untuk sukses.
Perubahan
sekarang sudah menyebar ke mana mana dan proses mutu diucapkan oleh banyak
orang. Tetapi hanya sedikit terjadi perubahan yang sebenarnya. Hal ini
disebabkan oleh kebanyakan perusahaan sedang memandang proses yang terjadi bukan
merupakan perpanjangan dari permintaaan mereka dari seluruh organisasi. Ini
merupakan penghapusan yang serius karena di situklah kerusakan paling
menyedihkan akibat sentralisme. Struktur yang di hasilkan nya dan tergantung
dalam rangka.
mendukung
ajarannya adalah kebalikan dari cepat tanggap dan fleksibilitas. Dan hal itu
membuat kuno dan tidak cocok dengan persaingan gerak cepat dari zaman
globalisasi. Sementara beberapa praktisi.sentralisme yang penuh keyakinan
mengaku mendukung perubahan , dalam kenyataanya perubahan tadi hanyalah tambal
sulam pada suatu sistem yang pada dasarnya demikian rusak seingga kegunaan dari
tambalan tadi demikian kecil.
Sistem
Management Kualitas
Pengertian
Sistem
Dari
segi Etimologi, kata sistem sebenarnya berasal dari Bahasa Yunani yaitu
“Systema”,
yang dalam Bahasa Inggris dikenal dengan “SYSTEM”, yang mempunyai satu
pengertian yaitu sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara
teratur dan merupakan satu keseluruhan yang tidak terpisahkan. Berikut ini pengertian
sistem yang di berikan oleh para ahli :
Buckley
Sistem
adalah suatu kebulatan atau totalitas yang berfungsi secara utuh, disebabkan
adanya saling ketergantungan diantara bagian-bagiannya. (A whole that functions
as a whole by virtue of interdependence of its parts).
Sistem
adalah sekelompok komponen yang terdiri dari manusia dan/atau bukan manusia
(non-human) yang diorganisir dan diatur sedemikian rupa sehingga
komponen-komponen tersebut dapat bertindak sebagai satu kesatuan dalam mencapai
tujuan, sasaran bersama atau hasil akhir. Pengertian ini, mengandung arti
pentingnya aspek pengaturan dan pengorganisasian komponen dari suatu sistem
untuk mencapai sasaran bersama, karena bila tidak ada sinkronisasi dan
koordinasi yang tepat, maka kegiatan masing-masing komponen, sub-sistem, atau
bidang dalam suatu organisasi akan kurang saling mendukung.
B.S.
Blanchard (1990)
Engineering
System adalah aplikasi yang efektif dari usaha-usaha ilmu pengetahuan dan
engineering dalam rangka mewujudkan kebutuhan operasional menjadi suatu sistem
konfigurasi tertentu, melalui proses yang saling terkait berupa definisi
keperluan analisis fungsional, sintesis, optimasi, desain, tes, dan evaluasi.
Pemakaian
sistem dapat di golongkan secara garis besar dalam 2 golongan pemakaian yaitu :
- Menunjukan pada suatu bentuk fisik, sesuatu wujud benda, abstrak maupun konkrit termasuk juga konsepsi yang dikenal dengan deskriptif
- Menunjukan suatu metode atau tata-cara yang dikenal dengan preskriptif
Sistem
paling sering digunakan untuk menunjukan pengertian metode atau cara dan
sesuatu himpunan unsur atau komponen yang saling berhubungan satu sama lain
menjadi satu kesatuan.
Deskriptif
/ Preskriptif
Ini
sebuah mobil. Ini sebuah mobil yg bisa memberi layanan transportasi ekonomis.
Ini program investasi yang akan meningkatkan deviden. Ini perlengkapan keamanan
yang akan mencegah kecelakaan contoh tersebut di atas menunjukan pada suatu
wujud barang atau benda dalam pengertian deskriptif yang berlainan dengan benda
yang dipergunakan dalam pengertian preskriptif yaitu sebagai suatu metode atau
alat untuk mencapai sesuatu.
Konsep
pengertian sistem sebagai suatu metode ini dikenal dalam pengertian umum
sebagai pendekatan sistem yang merupakan penerapan metode ilmiah dalam
memecahkan suatu masalah. Ada banyak penyebab atas terjadinya sesuatu masalah.
Jadi pendekatan sistem menyadari adanya kerumitan di dalam kebanyakan
permasalahan. Misalnya dalam kasus suatu kecelakaan mobil kita tidak bisa
menganggap terjadinya kecelakaan akibat mobil dijalankan ngebut. Apabila dikaji
lebih cermat banyak faktor yang dapat menjadi penyebab kecelakaan mobil. Secara
singkat dapat dikatakan bahwa banyak manfaat yang kita peroleh dengan mengambil
kesimpulan atau keputusan secara sistematik ini.
Defenisi
Sistem
Adalah
sehimpunan unsur yang melakukan sesuatu kegiatan atau menyusun skema atau tata
cara melakukan sesuatu kegiatan pemrosesan untuk mencapai sesuatu atau beberapa
tujuan, mendayagunakan atau mengolah atau memberlakukan persayaratan produk,
jadwal, bahan mentah, dan daya listrik yang diubah menjadi daya mekanik guna
menghasilkan karya, produk dan informasi yang telah direncanakan atau
ditetapkan pada saat para langganan memerlukannya.
Sistem
Informasi Manajemen. Sekumpulan orang, seperangkat pedoman dan alat perlengkapan
pengolah data memilih, menyimpan, mengolah dan mengambil kembali data (mengolah
data dan bahan) untuk mengurangi ketidakpastian di dalam pembuatan keputusan
dengan menghasilkan atau memberikan informasi bagi/kepada pimpinan pada saat
pimpinan tersebut bisa mempergunakannya seefisien-efisiennya.
Sistem
Organisasi Usaha. Sekumpulan orang mencari dan mengolah sumbersumber material
dan informasi untuk mencapai berbagai macam tujuan bersama termasuk keuntungan
ekonomi bagi perusahaan dengan menyelenggarakan pembelanjaan atau penganggaran,
perancangan, memproduksi dan pemasaran. guna menghasilkan produk akhir dan
berhasil memasarkannya sebanyak jumlah minimum tertentu per tahunnya.
Jika
diperhatikan ketiga contoh di atas, maka nampak ada unsur difinisi yang selalu
ada yaitu:
- Sehimpunan Unsur
- Tujuan Sistem
- Wujud Hasil Kegiatan atau Proses Sistem dalam Kurun Waktu sistem konstruksi
Bagaimana
dengan pengertian Sistem yang dikaitkan dengan Konstruksi, yang sering ditulis
dengan sistem konstruksi. Sebenarnya kata konstruksi menurut Bahasa Indonesia
lebih dekat dengan kata dari Bahasa Belanda “Konstruktie”, karena kata
Konstruksi yang dimaksudkan disini adalah wujud sesuatu bangunan. Sehingga kata
Konstruksi haruslah berupa kata benda. Jadi Konstruksi disini bukanlah
terjemahan langsung dari Bahasa Inggris yaitu dari kata “Construction”, yang
berarti pembangunan. Sehingga “Construction System” menurut Bahasa Inggris
lebih tepat diterjemahkan menjadi Sistem Pembangunan yang dekat dengan
pengertian “Construction Management”. Jadi yang dimaksud dengan Sistem
Konstruksi disini adalah sistem bangunan atau jenis-jenis bangunan atau dalam
Bahasa Inggris sebenarnya lebih tepat disebut dengan “Structural System”.
Dengan
menggunakan konsep di atas maka Sistem Konstruksi dapat diartikan sebagai
sekelompok orang, seperangkat pedoman dan peraturan, fasilitas, alat
perlengkapan pengolah data melakukan kegiatan atau bekerja untuk menghasilkan
jumlah dan jenis konstruksi tertentu dengan mendayagunakan atau memberlakukan
persyaratan teknis, sumber daya alam, sumber daya manusia guna menghasilkan
hasil karya dan informasi yang telah direncanakan atau ditetapkan pada saat
diperlukan. Selanjutnya, Sistem Konstruksi dalam hal ini juga mengandung
artikan sebagai gabungan dan kerjasama dari semua unsur Konstruksi, sehingga
membentuk satu kesatuan yang kompak dan terpadu menjadi suatu bangunan untuk
suatu manfaat tertentu.
Dalam
hal Konstruksi Bangunan Sipil, khususnya Konstruksi Jembatan, maka yang
dimaksud dengan Sistem Konstruksi adalah suatu konstruksi yang disusun oleh
atau terdiri dari sub-sistem yaitu: Bangunan Atas Jembatan, Bangunan bawah
jembatan, dan dilengkapi dengan Bangunan Pelengkap Jembatan. Selanjutnya, kalau
bahasan analisa kita turunkan satu level dibawahnya yaitu dengan merinci unsur
sub-sistem Bangunan Atas Jembatan maka dapatlah kita uraikan lebih jauh bahwa
Bangunan Atas tersebut tersusun dari Gelagar Utama, Diafragma, Lantai-Jembatan,
Trotoar, Railing-Post, dan Hand-Railing. Memperhatikan uraian di atas dapatlah
kita simpulkan bahwa setiap suatu sistem bisa kita uraikan dalam bentuk
sub-sistem pada level dibawahnya. Dan secara umum suatu sistem dapat kita
jabarkan dalam bentuk suatu hirarki dengan berbagai levelnya.
Marilah
kita tinjau sistem dari sebuah Pohon, dimana setiap Pohon akan terdiri dari
sub-sistem dibawahnya yaitu: Batang, Cabang, Ranting, Daun dan buah serta akar.
Unsur-unsur pohon tersebut, saling bekerjasama, untuk memperoleh suatu manfaat
tertentu, antara lain untuk mempertahankan hidup dan menghasilkan reproduksi.
Apabila salah satu atau lebih dari unsur sub-sistem tersebut tidak bekerja atau
hilang maka gabungan dari unsur-unsur yang tidak lengkap tersebut tidak dapat
kita katakan sebagai sebuah sistem.
Pada
suatu sistem yang lebih kompleks misalnya Manusia, dapatlah kita lihat suatu
hirarki sebagai berikut: Manusia secara utuh dan lengkap dapat kita sebut
sebagai level-1. Selanjutnya sub-sistem yang langsung berada dibawahnya yaitu
pada level-2, dapat kita uraikan menjadi Kepala, Tubuh dan Anggota Badan.
Selanjutnya
apabila kita teliti lebih jauh pada level sub-sistem berikutnya yaitu pada
level-3, maka Kepala dapat pula kita uraikan lebih jauh yaitu terdiri dari
mata, telinga, mulut, hidung, dan wajah. Dan seterusnya pada level-4 dapat
diuraikan lagi lebih lanjut yaitu untuk Telinga dapat dirinci lebih jauh
menjadi: daun-telinga, lubang-telinga, saluran eustachius dan gendang-telinga.
Kalau
kita melihat sistem tersebut dengan keterkaitannya kepada dukungan dari unit
lain, maka pada tatanan yang mempunyai level sistem yang sama yaitu Teknologi
Konstruksi, Keahlian Konstruksi, kelembagaan usaha konstruksi dan jasa
Konstruksi, maka akan kita temui suatu kumpulan sistem yang disebut “BIDANG
KONSTRUKSI”. Lebih jauh kalau kita melihat pada tatanan yang lebih tinggi yang
dikenal dengan sebutan “Supra-Sistemnya”, maka akan kita temui suatu sistem
yang cakupannya lebih luas dan lebih menyeluruh, misalnya suatu ruas jalan
tertentu dapat kita sebut sebagai Supra-Sistem dari jembatan yang terletak pada
ruas tersebut, selanjutnya ruas jalan tersebut dapat pula kita namakan dengan
sub-sistem dari suatu sistem jaringan jalan yang lebih luas.
Selanjutnya
sistem jaringan jalan ini, dapat pula kita sebut sebagai sub-sistem dari
moda-transportasi darat, dimana moda transportasi darat ini dapat pula kita
nyatakan menjadi sub-sistem dari sistem transportasi nasional yang mencakup
seluruh moda transportasi yang ada yaitu transportasi darat, transportasi laut,
dan transportasi udara.
Penilaian
terhadap Sistem
Suatu
sistem dapat kita katakan optimum apabila semua unsur-unsur yang mendukung
sistem tersebut juga mencapai nilai optimum, di atas telah kita bahas beberapa
unsur yang mendukung terwujudnya suatu sistem yang optimum yaitu :Teknologi
Konstruksi
- Keakhlian Konstruksi
- Kelembagaan Konstruksi
- Jasa Konstruksi
Selain
keempat unsur utama tersebut di atas, maka ada beberapa unsur lainnya yang
tidak kalah pentingnya untuk turut pula menjadi pertimbangan secara tersendiri
disini, meskipun bahasan dari beberapa unsur tersebut dapat pula kita bahas
secara implisit di dalam masing-masing unsur tersebut. Unsur-unsur penting
lainnya tersebut adalah sebagai berikut:
- efektif-Efisien
- ekonomis
- financial-viable
- durability, kesesuaian dengan umur rencana
- azas-Manfaat, keberpihakan kepada Publik
- sistem Integrasi, terhadap sistem-sistem lain di lingkungannya
- dan lainnya (lingkungan hidup, dlsb).
Keseluruhan
unsur-unsur di atas haruslah menjadi pertimbangan untuk melakukan penilaian
terhadap suatu sistem konstruksi, apakah sistem tersebut optimum atau tidak,
yang menjadi masalah lebih lanjut adalah, pemberian bobot terhadap
masing–masing unsur. Apakah akan kita beri bobot yang sama ataukah dengan
bobot
yang berbeda, menurut common–sense seharusnya bobot untuk masingmasing unsur
tersebut harusnya tidak sama, tergantung kepada tingkat kepentingan dari
masing-masing unsur yang ditinjau, jadi sangat tergantung kepada tingkat
Intervention–Policy yang kita tetapkan
Teknologi Konstruksi
Pengertian
Teknologi sebenarnya berasal dari kata Bahasa Perancis yaitu “La Teknique“ yang
dapat diartikan dengan ”Semua proses yang dilaksanakan dalam upaya untuk
mewujudkan sesuatu secara rasional”. Dalam hal ini yang dimaksudkan dengan
sesuatu tersebut dapat saja berupa benda atau konsep, pembatasan cara yaitu
secara rasional adalah penting sekali dipahami disini sedemikian pembuatan atau
pewujudan sesuatu tersebut dapat dilaksanakan secara berulang (repetisi).
Berbeda kalau kita membahas tentang suatu produk-seni yang mana proses
pembuatannya dilaksanakan secara intuitif jadi tidak secara rasional,
sedemikian sehingga karya seni tersebut tidaklah dapat dikatagorikan sebagai
suatu produk teknologi. Kalau bahasan wacana ini dikembangkan secara lebih jauh
maka kata Teknologi ini biasanya mempunyai pasangan kata yang populer yaitu
Science, jadi pasangan kata Science dan Teknologi. Sesungguhnya kata Science
ini lebih dekat dengan jawaban kata “WHY”, selanjutnya kata Teknologi dilain
pihak sangat dekat dengan pengertian kata jawaban dari “HOW”.
Kalau
kita bandingkan penguasaan teknologi konstruksi baja dengan konstruksi beton
secara umum dapat kita ketahui, bahwa berdasarkan pengalaman selama ini bahwa
teknologi pembuatan konstruksi beton lebih banyak dikuasai oleh bangsa kita, apabila
dibandingkan dengan teknologi baja, hal ini dikarenakan bahwa semua unsur
material pembuat beton banyak tersedia di Pulau Jawa, karena itu maka nilai
rating konstruksi beton kita tetapkan dengan nilai 5, sedangkan untuk
konstruksi baja kita tetapkan dengan nilai 3
Selanjutnya
kalau kita berikan penilaian terhadap keahlian konstruksi, maka dapat kita
ketahui dengan jelas bahwa banyaknya tenaga terampil dan tenaga ahli yang
bergerak dibidang pembuatan konstruksi beton lebih banyak dan lebih mudah ditemukan
bila dibandingkan dengan, tenaga terampil dan tenaga ahli dibidang konstruksi
baja, jadi dapat kita simpulkan disini bahwa nilai rating untuk konstruksi
beton pasti lebih tinggi bila dibandingkan dengan konstruksi baja, karena itu
kita putuskan nilai untuk beton kita ambil 5 dan untuk konstruksi baja kita
ambil nilai 3.
Jasa Konstruksi
Penilaian
terhadap sistem apabila dilihat dari sudut Jasa Konstruksi, tentu saja akan
melibatkan penilaian apakah pelaksanaan Jasa Konstruksi di Indonesia telah
mempunyai suatu landasan Hukum yang kuat, juga apakah pelaksanaan jasa
konstruksi disini telah berdasarkan prinsip Market-Oriented. Jadi telah
menterapkan sistem persaingan bebas sedemikian sehingga jaminan keamanan
terhadap pelaksanaan jasa konstruksi dapat berkembang berdasarkan prinsip
persaingan bebas, yang memungkinkan dunia usaha dibidang Jasa Konstruksi ini
betul-betul akan hidup dan berkembang secara sehat berdasarkan prinsip-prinsip
di atas dan didukung oleh pengembangan Professionalisme.
Dalam
hal perbandingan Sistem Konstruksi Baja apabila kita bandingkan dengan sistem
konstruksi beton akan dapat ditarik kesimpulan berdasarkan kenyataan yang ada
maka pelaksanaan konstruksi beton akan lebih mudah dan lebih disukai
dibandingkan dengan pelaksanaan Konstruksi Baja, kerena itu penetapan besarnya
nilai rating yang diambil adalah paralel dengan hal tersebut diatas yaitu nilai
5 untuk konstruksi beton dan nilai 3 untuk konstruksi baja. Penilaian
selanjutnya akan ditujukan kepada nilai-nilai Eksternal yaitu efektif,
ekonomis, durability, manfaat, integrasi terhadap sistem lain dan tingkat
gangguanya terhadap lingkungan hidup.
Pentingnya
Sistem Management Kualitas
Gelombang
globalisasi ekonomi akibat AFTA, GATTS, APEC, WTO, dan lain sebagainya, telah
menciptakan kancah kompetisi yang semakin bebas dan ketat. Proteksi yang
sebelumnya menjadi benteng bagi produk barang dan jasa dalam negeri, akan
hilang diterjang arus liberalisasi. Produk barang dan jasa luar negeri akan
bebas masuk ke pasar domestik. Menghadapi situasi seperti ini, terdapat dua
pilihan bagi para pelaku usaha jasa konstruksi dan jasa konsultansi yaitu masuk
dalam arena kompetisi atau keluar arena kompetisi. Kedua keputusan tersebut
memiliki konsekuensi yang sama beratnya. Memasuki arena kompetisi tanpa kekuatan
dan strategic sama saja dengan bunuh diri. Keluar dari arena kompetisi tidak
berarti luput dari hempasan gelombang globalisasi, malahan boleh jadi dampaknya
lebih dahsyat dari pada ikut bertarung pada era kompetisi tersebut. Strategi
kompetisi yang paling dapat diandalkan oleh pelaku usaha jasa konstruksi dan
jasa konsultansi adalah “strategi kualitas”. Oleh karena itu, para pelaku usaha
jasa konstruksi dan konsultansi harus terus berusaha untuk mengembangkan
konsepsi dan teknologi kualitas, sejalan dengan kecenderungan globalisasi.
Diantara alternatif pilihan yang ada, nampaknya sistem manajemen kualitas
ISO9000 dan Total Quality Management (TQM) adalah pilihan yang tepat dan
efektif bagi para pelaku usahajasa konstruksi dan konsultansi. TQM mengembangkan
konsep kualitas dari sudut pandang pengguna jasa konstruksi dan jasa
konsultansi yang mengartikan kualitas adalah <!–[endif]–> kesesuaian.
Bila suatu konstruksi prasarana atau infrastruktur dibangun, dibiayai dan
digunakan atau dimanfaatkan oleh pengguna jasa (pemerintah dan masyarakat)
sesuai dengan persyaratan , maka dapat di katakana berkualitas. Persyaratan
yang dimaksudkan adalah sesuai dengan kebutuhan dan keinginan penggunaj asa.
Oleh karena itu dalam konsep TQM, pengguna jasa bukan hanya diartikan sebagai
pembeli bangunan, tetapi diartikan juga sebagai proses berikutnya dan pihak
yang menentukan persyaratan. Usaha-usaha peningkatan dan pengendalian kualitas
pada awalnya hanya dalam lingkup penyedia jasa dan pengguna jasa. Sehingga
diperlukan pihak ketiga yang sifatnya independen. Kehadiran pihak ketiga ini
dianggap lebih obyektif dan dapat diterima kedua belah pihak. Sehingga
memunculkan lembaga akreditasi di beberapa negara dengan menggunakan produk
standar seperti: ASTM, JIS, BS dan lain sebagainya. Untuk memberikan jaminan
pada semua pihak yang terlibat dalam perdagangan global (termasuk pelayanan
jasa konstruksi/ konsultansi) bagi pihak pengguna jasa, diperlukan pihak ketiga
yang independen dan dapat diterima semua pihak. Demikian sedikit kupasan
mengenai hubungan globalisasi, jasa konstruksi, konsultansi dengan manajemen
kualitas.
Sistem
Management Kualitas Berdasarkan ISO 9000
ISO 9000 series adalah standard quality manajemen yang dibentuk berdasarkan
dari konvensi ISO/TC 176 (ISO Technical Committee 176) pada 1979. ISO-9000 di
bentuk sebagai dasar dari suatu seri standard quality manajemen, yang di susun
secara lengkap pada 1982 dan dikenalkan secara umum pada 1983. ISO 9000 seri
standard memperkenalkan persyaratan-persyaratan penting yang perusahaan
butuhkan untuk menjamin konsistensi produksi dan pengiriman yang tepat waktu
terhadap barang dan jasa kepada pasar.
Persyaratan-persyaratan
tersebut dapat dipenuhi dengan jalan membangun standard-standard yang tersusun
sebagai sistem manajemen kualitas. Konsistensi terhadap semua kebutuhan dan
persyaratan konsumen setiap waktu adalah sangat penting untuk menjaga kepuasan
dan loyalitas pelanggan. Jika perusahaan kita tidak melaksanakan hal tersebut
akan membuat pasar dan pelanggan akan berpaling dari kita dan berpindah kepada
saingan kita.
ISO-9000
seri mampu memberikan keuntungan dalam manajemen kualitas bagi semua organisasi
,baik organisasi besar maupun kecil, organisasi masyarakat atau swasta tanpa
terlalu mencampuri bagaimana organisasi itu harus berjalan.
ISO-9000
menerangkan persyaratan-persyaratan apa yang harus dipenuhi bukan bagaimana
cara memenuhi persyaratan tersebut. Hal ini memungkinkan adanya persamaan
standart bagi semua organisasi atau perusahaan tapi memberikan celah bagi organisasi
tersebut untuk menyesuaikan organisasinya sesuai dengan kebutuhan dan
kepentingan orgainasi tersebut yang berbeda dengan organisasi lainnya.
Dengan
penerapan ISO-9000 dengan benar maka organisasi akan mampu membangun
perusahaannya sehingga mempunyai kemampuan penyediaan barang dan pelayanan yang
sesuai dengan keiniginan dan kebutuhan. Hal ini akan membuat perusahaan lebih
menarik bagi pelanggan baik lama atau baru dan meningkatkan kepercayaan mereka
bahwa perusahaan mampu memenuhi harapan atau tuntutan mereka.
Perlu
diketahui ISO-9000 merupakan standar manajemen mutu bukan standar produk,
sehingga perusahaan yang telah mendapat sertifikat ISO 9000 tidak dapat
mempublikasikan atau mengiklankan bahwa produknya telah memenuhi standar
internasional.
Selain
itu untuk menjamin bahwa ISO 9000 dapat menyesuaikan dengan perkembangan jaman
maka setiap 6 tahun akan diadakan review dan revisi terhadap standard ISO. Saat
Ini ISO 9000-2000 adalah yang terbaru dengan revisi dan pengurangan pada
beberapa point. ISO 9000 seri mempunyai 3 standard yaitu : ISO 9001, ISO 9002
and ISO 9003.