Pages

Kamis, 08 November 2012

ROBOFISH


robot merupakan alat mekanik yang memanfaatkan kecerdasan buatan. Ia bisa melakukan tugas fisik dibawah pengawasan dan kontrol manusia, maupun melalui program yang sudah ditentukan. Penggunaan robot biasanya untuk pengerjaan tugas berat dan berbahaya, seperti dalam bidang produksi bagi kepentingan industri. Saat ini bahkan sudah ada robot yang dibuat berdasarkan kepentingan di bidang hiburan. 

Pada intinya, robot diciptakan untuk membantu kerja manusia, seperti melakukan pekerjaan berat dan kotor di pabrik dan bahkan melakukan pekerjaan rumah tangga. Robot juga bisa membantu dalam persoalan lingkungan yang semakin tercemar. Contohnya pencemaran laut, ketika partikel pencemar seperti partikel kimia, limbah industri, limbah pertanian dan perumahan tercampur dengan air laut, maka akibatnya air laut akan tercemar dan hal ini bisa membahayakan ekosistem laut. Kapal yang setiap hari melewati laut pun bisa menjadi penyebab tercemarnya air laut, sebab tumpahan minyak, air penyaring dan residu bahan bakar yang jatuh ke laut juga adalah polusi bagi air laut.


Untuk mengatasi permasalahan pencemaran laut inilah sebab diciptakannya sebuah robot sebagai solusi. Robot ini memiliki bentuk yang mirip sekali dengan ikan sungguhan, dan mampu menganalisis data tentang polusi yang tersebar di laut dan bahkan mengumpulkan minyak-minyak sisa kebocoran tangki kapal. Melalui tulisan ini selanjutnya akan dibahas mengenai robot ikan tersebut.

Sekelompok ilmuwan asal eropa yang dipimpin oleh Dr. Lukas Speller telah menciptakan sebuah robot yang didesain menyerupai ikan asli yang diberi nama robofish. Dr. Lukas ini tergabung dalam Konsorsium Shoal, yang didanai oleh komisi eropa. Sebelumnya kelompok ini telah mengembangkan robot bawah laut.

Panjang robot ini mencapai 1,5 meter, dan terbuat dari serat karbon dan logam. Tidak hanya bentuknya yang menyerupai ikan asli, robot ini pun dapat berenang layaknya ikan pada umumnya, bahkan dilengkapi sensor untuk mengambil polutan yang bocor dari kapal atau pipa bawah laut. Para ilmuwan yang mengembangkan robot ini mengatakan, bahwa inspirasi membuat robot ini muncul dari alam. Karena bentuknya yang hidrodinamis, maka mereka mencoba menirunya dengan membuat  robofish. Robot ini dapat berubah arah dengan cepat ketika berenang, bahkan di perairan yang dangkal sekalipun. 

Robot ikan diciptakan untuk memperbaiki sistem pemantauan polusi air, ia dapat mendeteksi polutan yang tersebar di laut, dari yang tadinya memakan waktu berminggu-minggu untuk dianalisis, kini hanya dalam hitungan detik. Robot ini juga bisa melakukan pengawasan untuk para penyelam maupun pencarian orang yang tenggelam.

Robofish ini diharapkan akan menciptakan terjadinya real-time monitoring polusi, sehingga begitu terjadi pencemaran, para ilmuwan bisa segera mendatangi lokasi, mencari penyebab masalah dan langsung menghentikannya. Kedepannya, mereka ingin menciptakan robofish yang multitasking ; dapat melakukan pemantauan, penyelaman dan operasi penyelamatan sekaligus. Robot ini dapat menghindari hambatan, memetakan lokasi mereka, dan bahkan menemukan jalan kembali ke stasiun di pantai ketika baterai mereka—yang tahan hingga 8 jam mulai melemah.

Robofish dapat mendeteksi fenol dan logam-logam seperti tembaga dan timah, juga menghitung kadar oksigen, disebabkan karena robot ini menggunakan mikro-elektroda array. Robot ikan ini juga dilengkapi dengan kecerdasan buatan sehingga dapat bekerja sendiri maupun dalam tim dan saling berkomunikasi menggunakan sinyal akustik. Cara kerjanya, robot-robot ini akan berenang dan saling berkoordinasi satu sama lain dan mengirimkan apa yang telah mereka baca ke stasiun pantai yang jaraknya bisa mencapai 1 kilometer.

Pada bulan mei tahun 2012 lalu robofish dilaporkan oleh media tengah melakukan uji-coba di pelabuhan Gijon yang berada di daerah utara Spanyol, untuk melihat perbaikan-perbaikan yang perlu dilakukan untuk memproduksi robot ini secara komersil, sehingga diharapkan harganya pun tidak akan semahal saat kali pertama diproduksi.

Sebetulnya, robofish ciptaan Dr. Lukas Speller ini bukanlah robot ikan pertama di dunia, sebelumnya Profesor Housheng Hu dari Essex University menciptakan robot ikan untuk kepentingan hiburan, dan baru-baru ini ia menciptakan robot ikan dengan konsep yang sama dengan robofish ciptaan Dr. Lukas : mendeteksi polusi air. Pada intinya, cara kerja dari robot-robot yang diciptakan oleh kedua ilmuwan ini adalah sama :

1.    Ikan dilepas di perairan luas untuk mencari sumber polusi yang mencemari lautan

2.    Sensor kimia mendeteksi polusi yang terjadi dari kebocoran bahan bakar kapal, kesengajaan, maupun sebab lainnya

3.    Ikan menyampaikan informasi yang didapatnya melalui sebuah charging hub yang disambung menggunakan koneksi wifi

4.    Stasiun maupun pelabuhan menerima data lalu mengikuti jejak pencemaran yang dikirimkan oleh robot untuk kemudian melakukan penanggulangan.

Polusi air memang telah menjadi masalah yang cukup serius, tidak hanya di eropa, tapi di seluruh belahan dunia. Di daerah pedesaan di Inggris saja, diperkirakan biaya untuk menangani permasalahan ini mencapai 1,3 miliar euro pertahunnya, maka robofish ini akan menjadi bisnis yang menguntungkan tapi juga menjadi solusi yang tepat. Robot ikan akan diproduksi dengan harga $ 31.600 per unitnya, atau sekitar 228 juta rupiah. Biayanya akan semakin jauh berkurang ketika penggunaan robofish semakin banyak.

 Kesimpulan :

Robofish ini konsepnya telah sangat matang dan canggih, ia bisa melakukan banyak tugas meskipun tidak bisa secara sekaligus (multitasking), dan karena baru diluncurkan, maka harganya pun masih mahal. Tapi peran dari robot ini sangat besar dalam mengurangi polusi yang tersebar di perairan di seluruh dunia, yang penyebabnya bisa jadi sangat tidak terduga. Kedepannya, kemungkinan robofish ini akan menjadi terkenal dan menjadi salah satu fasilitas yang digunakan di banyak perairan di dunia.





0 komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About